Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Puasa Apit Weton, Ngapit Lahir Kelahiran Melalui Tirakat

Puasa apit weton seperti dari namanya yang berhubungan dengan Njepit hari kelahiran dengan berbagai tujuan untuk hal spiritual dan juga kebatinan seseorang melalui tuntutan dari seorang guru.

Sedangkan untuk tujuan mempuasai apit weton ini ada berbagai macam

Bukan hanya dari seorang guru saja, tapi juga bisa dari nasehat keluarga sendiri seperti Ayah, Ibu, Paman atau Pak De yang pasti mengerti dengan hal tirakat Kejawen.

Sedangkan untuk tujuan mempuasai apit weton ini ada berbagai macam ya, seperti untuk tujuan ilmu kebatinan namun untuk keutamaan dari menjalaninya adalah memperkuat lahiria dan membersihkan hati dari berbagai pengaruh negatif semasa berprilaku dalam kehidupan.

Ada berbagai hal yang mampu menyesatkan pemikiran kita selagi dalam pergaulan, dengan kesadaran hati dan meresapi diri kita sendiri inilah terdapat beberapa inisiatif untuk memperbaiki diri, tujuan utamanya adalah pemikiran.

Dari sinilah kebanyakan orang nantinya akan menemui seorang Guru atau siapa saja untuk berdiskusi atau curhat sepengal kisah, dengan pemilihan yang pas dan tepatlah kebanyakan tokoh spiritual akan menyarankan puasa apit weton.

Bila untuk menjalani tirakat ini biasanya akan disandingkan dengan Puasa Mutih selama 3 hari dan petung menjalaninya seperti ini dimulai dengan Mandi Kramas Kejawen tepat jam 12 malam sebelum hari kelahiran dan pas jam 3 subuh menjalani puasa pertama.

Pada besok hari pastinya weton kelahiran puasa lagi dan ditutup keesokan harinya lagi untuk melanjutkan mempuasainya, dengan begini Njepit Weton nya.

Jadi inti dari Puasa Apit Weton ini hanya sebatas itu saja namun lebih dalam untuk pengertian yang dilakukan.

Contohnya untuk menata hati supaya kokoh dalam hal keyakinan kepada Allah SWT, disamping menebus dengan cara mentirakti ala Kejawen juga menjalani ibadah sesuai Agama Islam yang wajib seperti Sholat, Puasa Ramadhan dan sebagainya.

Maksudnya bukan hanya dijalani untuk ketentuan dalam hal Kejawen saja, sedangkan bila tirakat ilmu kebatinan biasanya tidak ada jalur puasa apit weton untuk menebus yang dilakoni tapi untuk tujuan memperkokoh keyakinan dengan apa yang dipelajari.

Misalkan berpuasa untuk Ilmu Kekebalan dengan Ajian Bandung Bondowoso setelah melewati tirakat barulah dijalani dengan ngapit weton supaya lebih kuat lagi keyakinanya.

Jadi bukan berarti menjalani apit weton untuk tujuan langsung mempelajari apa yang diinginkan, tapi sesudah melewatinya sebagai penambahan agar lebih matang dalam berpikir.

Selain itu yang lebih banyak melakukan tirakat ini hanya 1 saja, yaitu memperbaiki diri sendiri seperti yang dituliskan tadi diatas.

Dari sini bisa diambil kesimpulan, tirakat ala Kejawen bukan hanya untuk hal yang berdasarkan kebatinan saja tapi lebih luas dari itu lagi, walaupun lebih banyak yang diketahui tentang ilmu kebatinan tapi tetap saja tanpa hal Perewangan dan Khodam tetap ada untuk diri sendiri yang berhubungan dengan Sedulur Papat Kalimo Pancer diri kita sendiri.

Lebih menelusuri dalam pemikiran sudah pasti puasa apit weton akan mendasari tirakatnya.