Mantra Pawang Hujan Media Telur Saat Jaranan
Pawang hujan, saat acara jaranan berlangsung kerap kali menemukan hal seperti ini, awalnya turun dengan lebat sesaat kemudian reda atau mendung.
Layaknya hujan tertahan, tapi hanya sekadar saat acara jaranan berlangsung saja, setelah selesai dan dikemasi maka hujan segera turun dengan lebat.
Cara memawangi hujan agar tidak turun ini sebenarnya ada banyak sekali mantra dan doa yang bisa digunakan, terutama pada acara khusus seperti kuda lumping (jaranan).
Kemungkinan Anda juga pasti sudah tau kan tentang pawang hujan, dimana suatu tempat yang akan mengadakan keramaian dan mau hujan, biasanya dipawangi dulu pas sudah selesai baru turun.
Apa lagi dalam sebuah hajatan seperti pernikahan, sunatan dan sebagainya.
Pawang hujan sangat dibutuhkan agar tidak turun, jadi acara bisa berlanjut dan para tamu berdatangan.
Tapi berbeda dalam acara jaranan, Pawang sudah pasti memiliki mantra untuk berhentikan hujan sesaat namun tidak di biarkan berlangsung lama seperti pada umumnya digunakan.
Jadi bila akan ada acara dan pemilik hajat nembung Pawang, barulah digunakanya mantra agar hujan tidak turun.
Namun ada yang tebus dan juga tidak, karena namanya mantra akan kembali pada tinggi rendahnya kemampuan seorang Pawang yang membendung hujan.
Sedangkan untuk mantra yang dibaca, siapa saja boleh mengetahuinya, sekalipun akan dicoba untuk mengunakanya yang penting tau bagaimana cara memfungsikan dari mantra tersebut.
Untuk bacaan mantranya sebagai berikut:
Wa iya kanas ta in wujudku kai fafa robuka, byar-byar Sun matek Ajiku Montro Dirgo Padang. Rogo mulyo roso jati ingsun, podo sebo marang dumadi Surodirojoyoningrat, Lebur dening pangastuti, hayu, hayu, hayu rahayu. Kersaning Gusti kang moho suci padang, padang, padang.
(Dilanjutkan dengan membaca Al Fatiha).
Apa kah mantra pawang hujan diatas begitu dibaca hujan berhanti? Tentu saja tidak!
Agar bisa mengunakan mantra diatas, diperlukan untuk belajar dulu dengan Mandi Kramas dan menjalani Puasa Ngebleng 7 hari.
Setelah selesai berpuasa, masih ada cara belajar untuk mengunakannya dengan media telur ayam yang harus disiapkan juga kemenyan.
Untuk tata caranya, pertama siapkan 3 butir telur ayam kampung, usahakan yang baru pertama kali ayam yang mengeluarkanya bila sulit ditemukan yang biasa juga boleh tapi kadang bisa gagal.
Setelah media utama ini disiapkan, bakarlah kemenyan dan meletakan 3 butir telur didekat lalu bacakan mantra sekali kemudian lanjutkan dengan Al Fatiha boleh 3, 5 atau 7 kali.
Tiupkan ke telur lalu asapi dengan kemenyan tadi, setelah selesai bawalah media tadi di dekat lokasi dan kubur ditanah jangan lupa untuk sulit dijangkau orang dan tidak banyak yang tau.
Fungsi mengubur media telur ini untuk mengaktifkan kunci mantra diatas tadi, bila berhasil cuaca akan kembali terang atau hujan hanya mendung saja.
Acara jaranan bisa dilangsungkan dan penonton bisa berdatangan, saat sudah selesai nanti media telur tadi diambil lagi dan harus dilarung pada air yang mengalir, bisa sungai besar atau kecil.
Mengunakan mantra pawang hujan diatas ada yang bisa dan juga yang tidak, karena secara kebatinan banyak yang mengutamakan telur ayam baru pertama kali keluar.
Sedangkan jika yang digunakan telur ayam kampung biasa, ada yang berhasil dan juga tidak, jadinya sia-sia saja mantra dan cara mengerjakanya jadi tetap diabaikan bukan berarti tidak bisa.
Sebagai pesan, inilah sebabnya bila Anda atau orang mengadakan hajat dan jaranan, saat ditanya tentang Pawang hujan banyak yang mengatakan nanti dicoba atau tidak sama sekali, karena medianya memang sulit ditemukan.
Tulisan ini hanya untuk berbagi saja tentang mantra pawang hujan, jadi siapa pun yang ingin mempelajari dipersilahkan selagi mampu menjalani lelaku diatas, semogga bermanfaat.