Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Puasa Asyura, Tanggal, Jadwal dan Niat Lengkap

puasa asyura tanggal berapa dan lengkap dengan niat

Puasa Asyura merupakan salah satu puasa sunnah yang dikerjakan pada bulan Muharram. Dan sekarang, umat Islam di dunia sedang menginjak Muharram 1444 H bulan suci dengan sejuta keutamaan termasuk berpuasa sunnanya.

Ada berbagai amalan di bulan ini yang dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT, juga puasa Asyura.

Seperti yang kita ketahui, Bulan Muharram merupakan salah satu bulan suci yang dianjurkan untuk melakukan ibadah puasa sunnah sebagaimana Rasulullah SAW menjelaskan, bahwa Muharram adalah bulan terbaik untuk berpuasa selain Ramadhan.

Apa Itu Puasa Asyura

Puasa Asyura memiliki sejarah yang panjang. Bahkan, puasa yang satu ini sudah lebih dahulu dilakukan oleh kaum Yahudi, sebelum agama Islam datang.

Untuk Kaum Yahudi punya tradisi puasa yang dilakukan pada hari ke-10 Tishri sebagai bentuk rasa syukur atas kemenangan Nabi Musa AS bersama Bani Israil atas Fir'aun dan pengikutnya.

Selain itu, awal mula umat Islam disunahkan melaksanakan puasa Asyura tidak lepas dari sejarah Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa hijrah dari Mekkah ke Madinah.

Beliau "Nabi Muhammad SWA" mendapati kaum Yahudi yang tengah melakukan puasa Asyura dan menanyakan hal tersebut kepada mereka.

Dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata: 'Rasulullah saw hadir di kota Madinah, kemudian beliau menjumpai orang Yahudi berpuasa Asyura. Mereka ditanya tentang puasanya tersebut, lalu menjawab: 'Hari ini adalah hari dimana Allah SWT memberikan kemenangan kepada Nabi Musa AS dan Bani Israil atas Fir'aun. Maka kami berpuasa untuk menghormati Nabi Musa. Kemudian Nabi SAW bersabda: 'Kami (umat Islam) lebih utama memuasai Nabi Musa dibanding dengan kalian'. Lalu Nabi SAW memerintahkan umat Islam untuk berpuasa di hari Asyura.
(HR Muslim).

Semenjak saat itulah Nabi Muhammad SAW melakukan puasa Asyura dan menganjurkan umat Islam untuk melakukan puasa sunnah tersebut hingga sekarang banyak yang dikerjakan sebagai sunnah.

Dan termasuk hingga sekarang, puasa Asyura terus diamalkan oleh umat Islam di seluruh dunia sebagai salah satu puasa sunnah yang punya beberapa nilai keutamaannya.

Anjuran Puasa Asyura dan Hukum

Jika diambil secara spesifik, puasa Asyura dijelaskan dalam hadits di atas ketika Nabi Muhammad SAW bertemu dengan kaum Yahudi.

Akan tetapi secara umum, puasa di bulan Muharram hukumnya sunnah dan merupakan sebaik-baiknya berpuasa setelah Ramadhan.

Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah-Muharram. Sementara sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat malam.
(HR Muslim)

Dan anjuran untuk berpuasa bulan Muharram juga dijelaskan dalam riwayat lain, juga disebutkan bahwa orang yang berpuasa di bulan Muharram dapat diterima taubatnya oleh Allah SWT.

Hadits tersebut dijelaskan oleh Ali bin Abi Thalib yang mengutip sabda Rasulullah SAW:

"Jika engkau ingin berpuasa setelah Ramadhan, maka berpuasalah pada bulan Muharram. Sesungguhnya bulan tersebut adalah bulan Allah dan pada bulan itu terdapat satu hari di mana ketika suatu kaum bertaubat, Allah juga menerima taubat kaum yang lain."
(HR Tirmidzi).

Jadwal Puasa Asyura

Untuk yang akan mengerjakannya, seperti pada sejarah awal mula disunnahkannya puasa Asyura, Nabi Muhammad SAW melihat kaum Yahudi yang berpuasa pada hari ke-10 Tishri atau 10 Muharram.

Semenjak saat itu, puasa Asyura selalu dilaksanakan oleh umat Islam di seluruh dunia setiap tanggal 10 di bulan Muharram.

Khusus pada tahun ini, SKB 3 Menteri yang memuat penetapan hari libur nasional menjelaskan bahwa Tahun Baru Islam 2022 atau 1 Muharram 1444 H jatuh pada Sabtu, 30 Juli 2022. Oleh karena itu, 10 Muharram bakal bertepatan dengan Senin, 8 Agustus 2022.

Niat Puasa Asyura

Sedangkan niat puasa Asyura sebaiknya dilafalkan pada malam hari bersamaan dengan makan sahur. Akan tetapi, Anda juga bisa membaca niat puasa di pagi hari jika terlupa atau terlewatkan asal belum menyantap makanan maupun minum atau melakukan hal yang membatalkan puasa pada umumnya. Sedangkan bacaan niat puasa Asyura:

Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i sunnati 'Asyura lillahi ta'ala.

Artinya: "Saya berniat puasa sunnah Asyura karena Allah Lillahi ta'ala."

Doa Saat Buka Puasa Asyura

Allahumma lakasumtu wabika aamantu wa'alaa rizqika afthortu birohmatika yaa arhamar roohimiin.

Artinya: "Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, dan atas rezeki-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mu, Ya Allah Tuhan Maha Pengasih."

Sedangkan doa berbuka puasa Asyura yang dianjurkan.

Allahumma laka shumtu wabika aamantu wa 'ala rizqika afthartu dzahabadhdhomau wabtallatil 'uruuqu wa tsabatal ajru insyaa Allah.

Artinya: "Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman dan dengan rizki-Mu aku berbuka. Telah hilang rasa penatku dan basahlah tenggorokanku dan tetaplah pahala dicurahkan atasku, Insya Allah."

Puasa Asyura Tanpa Puasa Tasu'a

Puasa Asyura memanglah memiliki sejarah yang panjang, termasuk juga sudah pernah dilakukan lebih dahulu oleh kaum Yahudi. Oleh karena itulah, Nabi Muhammad SAW mengajarkan puasa Tasu'a untuk mengawali puasa Asyura supaya ibadah ini tidak sama dengan yang dilakukan oleh kaum Yahudi.

Ketika Rasulullah SAW melakukan puasa 'Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk mengerjakan puasa 'Asyura, para sahabat berkata: 'Wahai Rasulullah, hari 'Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.'" Maka Rasulullah SAW bersabda, "Jika tahun datang tiba, Insya Allah, kita juga akan melakukan puasa pada tanggal 9 Muharram (Tasu'a)." Belum tiba setahun, ternyata Rasulullah SAW keburu wafat.
(HR. Muslim).

Akan tetapi, Rasulullah SAW wafat sebelum Muharram tahun depan setelah itu.

Walaupun begitu, puasa Tasu'a pada 9 Muharram tetap dianjurkan untuk dijalankan oleh umat Islam untuk dikerjakan. Hikmahnya seperti ini, untuk menyalahi amal kaum Yahudi. Lalu, muncul pula anjuran untuk berpuasa pada 11 Muharram bagi mereka yang tidak berpuasa Tasu'a. Lalu bolehkah puasa Asyura tanpa puasa Tasu'a ini.

Berbagai sumber menceritakan, Nabi Muhammad SAW memang belum sempat melakukan puasa Tasu'a, tapi puasa sunnah tersebut adalah keinginan beliau.

Walaupun begitu, Imam Syafi'i menjelaskan bahwa puasa Asyura saja tanpa diiringi puasa sehari sebelum dan sesudahnya yaitu Tasu'a tetap tidak masalah. Akan tetapi puasa Asyura yang dilakukan oleh umat Islam bukan berarti sama dengan amalan yang dikerjakan oleh kaum Yahudi.

Tata Cara Mengerjakan Puasa Asyura

Sama halnya seperti puasa sunnah lainnya, puasa Asyura diawali dengan sahur dan diakhiri dengan berbuka pada saat adzan Maghrib, untuk lebih jelas tata cara mengerjakan berdasarkan rincian puasa Asyura:

  • Melafalkan niat puasa Asyura
  • Makan sahur, diutamakan menjelang masuk waktu subuh sebelum imsak
  • Melaksanakan puasa dengan menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, dan lainnya
  • Menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa seperti berkata kotor, menggunjing, dan segala perbuatan dosa
  • Segera berbuka puasa saat tiba waktu Maghrib.

Dengan perincian diatas sudah pasti bisa diambil kesimpulan sebelum mengerjakannya.

Keutamaan Puasa Asyura

Puasa Asyura merupakan ladang amalan yang luar biasa. Allah SWT akan mengampuni setiap dosa satu tahun lalu kepada mereka yang berpuasa pada 10 Muharram atau puasa Asyura. Keutamaan ini sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits berikut:

"Rasulullah SAW ditanya mengenai puasa Asyura, beliau menjawab, 'Puasa Asyura dapat menghapuskan dosa satu tahun yang lalu."
(HR. Muslim).

Nah diatas adalah penjelasan lengkap mengenai puasa Asyura yang merupakan salah satu puasa sunnah di bulan Muharram ini. Juga bagi Anda yang beragama Islam juga bisa melakukan puasa Tasu'a pada 9 dan 11 Muharram untuk melengkapi ibadah puasa Asyura.